UI Turut Andil dalam Intensive Lab Startup Acceleration 2025 di Yogyakarta
Berita Terkini
M. Iqram (Mu'Iq)

UI Turut Andil dalam Intensive Lab Startup Acceleration 2025 di Yogyakarta

Yogyakarta, 23 September 2025 – Universitas Indonesia (UI) kembali menunjukkan kontribusinya dalam pengembangan ekosistem startup nasional. Pada ajang Intensive Lab Startup Acceleration 2025 yang digelar di Hotel Sahid Yogyakarta pada, UI diwakili oleh Gogor Ariyo Wisnu Pradono, S.Si., M.B.A., Kepala Divisi Inkubator Bisnis dan Venture Building, Direktorat Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi Universitas Indonesia, yang dipercaya menjadi salah satu kurator. Kehadiran Gogor bersama pakar lain, yakni Wisnu Sakti Dewobroto dari Podomoro University, Deri Dino Lawrentus dari BNI Ventures, dan Prof. Wawan Dhewanto dari Institut Teknologi Bandung, memperkuat upaya pemerintah dalam membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih kokoh.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Startup Acceleration 2025 yang diinisiasi Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui Deputi Bidang Kewirausahaan. Program ini mengusung tema Investment-Ready, Industry-Linked & Impact-Driven, dengan tujuan memperkuat daya saing startup melalui pendampingan, jejaring strategis, serta akses ke sumber pembiayaan. Selain itu, program ini juga selaras dengan Asta Cita ke-3 pemerintah yang menekankan peningkatan lapangan kerja berkualitas, pengembangan industri kreatif, serta pembangunan infrastruktur ekonomi Indonesia saat ini tercatat memiliki 2.843 startup berdasarkan data Startup Ranking 2025, menempatkan negara ini di posisi keenam dunia dan tertinggi di Asia Tenggara

Meski demikian, angka kegagalan startup masih tergolong tinggi. Studi CB Insights mencatat, 42% startup gagal karena tidak menemukan product-market fit, sementara 23% lainnya berhenti akibat kehabisan pendanaan. Kondisi ini memperlihatkan bahwa keberadaan program akselerasi menjadi sangat penting untuk membantu startup lebih siap menghadapi tantangan pasar dan menarik minat investor. Intensive Lab Yogyakarta menjadi tahap penting dalam rangkaian seleksi Startup Acceleration 2025. Para peserta yang telah lolos seleksi administrasi diberi kesempatan mempresentasikan ide dan model bisnis mereka dalam sesi pitching berdurasi tujuh hingga sepuluh menit. Presentasi tersebut kemudian dinilai oleh kurator berdasarkan sejumlah aspek kunci, mulai dari marketability atau potensi pasar, inovasi produk, profitabilitas, keberlanjutan bisnis, hingga integritas. Setelah itu, kurator memberikan masukan strategis untuk memperkuat rencana bisnis para peserta.

Dari proses ini, hanya 30 startup terbaik yang akan dipilih untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu mentoring intensif serta business matching dengan calon investor dan mitra industri strategis. Mekanisme ini tidak hanya menjadi ajang seleksi, tetapi juga wadah pembelajaran langsung bagi para pendiri startup mengenai bagaimana membangun usaha yang berdaya saing tinggi. Keterlibatan Gogor Ariyo Wisnu Pradono sebagai kurator mencerminkan peran strategis Universitas Indonesia dalam menjembatani riset akademik dengan kebutuhan nyata dunia usaha. Sebagai Kepala Divisi Inkubator Bisnis dan Venture Building, Direktorat Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi UI, ia memiliki pengalaman panjang dalam mendampingi pengembangan usaha rintisan di berbagai sektor. Kehadiran Gogor sekaligus menunjukkan komitmen UI untuk aktif terlibat dalam hilirisasi riset dan penguatan ekosistem inovasi di Indonesia.

Lebih jauh, keikutsertaan akademisi seperti Gogor bersama praktisi industri dari lembaga keuangan dan universitas lain menghadirkan perpaduan perspektif yang kaya dalam proses kurasi. Dengan demikian, startup peserta tidak hanya mendapatkan penilaian dari sisi bisnis, tetapi juga dari aspek inovasi, jejaring, serta keberlanjutan dampak sosial dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan semangat impact-driven entrepreneurship yang kini menjadi orientasi global dalam membangun usaha rintisan. Yogyakarta sendiri dipilih sebagai kota keenam dalam rangkaian Intensive Lab setelah Makassar, Padang, Kupang, Bandung, dan Malang. Kota budaya ini dinilai memiliki ekosistem wirausaha yang dinamis, terutama di sektor kreatif, teknologi, dan pendidikan. Selanjutnya, rangkaian kegiatan akan berlanjut ke Denpasar sebelum ditentukan startup mana saja yang berhak melaju ke tahap akhir.

Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, perguruan tinggi, lembaga keuangan, hingga industri, program Startup Acceleration 2025 diharapkan dapat melahirkan startup unggulan yang tidak hanya fokus pada keuntungan bisnis, tetapi juga memberikan dampak sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. Bagi Universitas Indonesia, partisipasi melalui kurator seperti Gogor Ariyo Wisnu Pradono merupakan wujud nyata kontribusi akademisi dalam mendukung penciptaan wirausaha muda yang siap bersaing di tingkat nasional maupun global.

Hai, ada yang bisa kami bantu terkait IPIS UI?

WhatsApp Kirim Pesan via WhatsApp
WhatsApp